Pengertian Kurikulum dan Mata Pelajaran Pondok Pesantren

Jika dalam umat bergama lain ada istilah ashram untuk Hindu atau vihara bagi umat Buddha untuk belajar filosofi agama, seni bela diri, dan meditasi, di Islam dikenal dengan istilah Pesantren. Lembaga pendidikan seperti pesantren dapat dijumpai di seluruh dunia Islam dengan istilah yang berbeda.


Di Malaysia dan Thailand Selatan disebut dengan "pondok", di India dan Pakistan dikenal dengan istilah "madrasah Islamia" (madrasah Islam). Sedangkan istilah bagi lembaga pendidikan Islam di sebagian besar wilayah dunia lainnya menggunakan bahasa Arab.

Pengertian Pondok Pesantren

Istilah "pesantren" identik dengan "santri" dan biasanya dipasangkan dengan kata "pondok" hingga menjadi satu rangkaian. Paduan tersebut menjadi "pondok pesantren" yang dalam beberapa metode dapat diterjemahkan dan memiliki pengertian lebih global dan universal.

Pengertian Pondok

Beberapa literatur menyebutkan bahwa, secara etimologi, kata "pondok" berasal dari bahasa Arab, yaitu funduuk (فندوقyang memiliki arti penginapan. Kemudian dalam bahasa Indonesia diserap dan diadopsi menjadi pondok yang memiliki fungsi sebagai asrama atau tempat tinggal dengan sifat sementara.
Pada awalnya pondok dibangun sendiri oleh para santri yang ingin mempelajari ilmu agama Islam. Namun sekarang pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam sudah menyediakan tempat sebagai asrama bagi santri sebagai siswa atau peserta didik.
Sebagian besar pesantren menyediakan perumahan atau asrama dengan biaya rendah atau tanpa biaya untuk siswa (Santri). Meskipun ada beberapa pesantren modern yang menerapkan biaya lebih tinggi, namun masih lebih murah jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan non-pesantren.

Pengertian Pesantren

Istilah pesantren berasal dari kata santri (pe-santri-an) dan mengandung arti untuk merujuk tempat bagi orang yang sedang menuntut ilmu agama Islam. Diambil dari berbagai referensi, menyebutkan bahwa kata "santri" berasal dari beberapa istilah, yaitu:
  • Cantrik (dalam bahasa Sansakerta atau mungkin Jawa kuno), memiliki arti orang yang selalu mengikuti guru. Kemudian menjadi kata "santri" dan dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan.
  • Istilah "santri" juga ada dalam bahasa Tamil dan memiliki arti guru mengaji (Prof. John).
  • Shastri (bahasa India), berarti orang yang tahu buku-buku suci atau sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Menurut C. C Berg, kata "shastri" menjadi cikal bakal munculnya istilah "santri".
  • Istilah "santri" juga dianggap sebagai gabungan antara kata "saint" (manusia baik) yang mendapat tambahan suku kata "tra" (suka menolong).
Dari beberapa referensi tersebut dapat dikorelasikan dan disimpulkan tentang pengertian pesantren sebagai tempat pendidikan ilmu agama Islam melalui kajian kitab suci dengan konsep mencapai tujuan membentuk karakter manusia yang lebih baik.

Pengertian Pondok Pesantren

Pengertian pondok pesantren di Indonesia merujuk pada salah satu tradisi populer sistem pendidikan dan pembelajaran agama Islam secara tradisional Jawa dengan konsep boarding atau asrama.
Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan bagi para santri untuk membentuk karakter dan bermoral dengan mempelajari ilmu agama Islam melalui kajian kitab klasik (kitab kuning) dibimbing oleh kyiai.
Santri pondok pesantren dipisahkan untuk laki-laki dan perempuan dibimbing oleh ustad dan/atau ustadzah sebagai guru serta dipimpin oleh Kyai. Dalam sistem kontemporer, Kyiai memiliki pengaruh besar bukan hanya di pondok pesantren, melainkan juga di lingkungan masyarakat karena dikenal dengan ketaatannya. Bahkan terkadang nama besarnya dapat membawa masa yang bisa mengantar dalam ranah politik.
Garis keturunan dari pendahulunya, sebagai Kyiai yang memiliki kharisma, juga berpengaruh besar terhadap citra dari generasi penerusnya.
Beberapa unsur pendukung pembelajaran dalam pondok pesantren juga disediakan, diantaranya: masjid sebagai sentra tempat pembelajaran, asrama sebagai tempat tinggal santri, dan kitab-kitab agama yang berbahasa arab dan bersifat klasik (kitab kuning).

Pengertian Pondok Pesantren Menurut RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan

Aktivitas pesantren sebagai bagian dari pendidikan keagamaan telah menuju pada tahap progress yang legalitasnya diakui secara formal oleh pemerintah. Hal ini ditunjukan dengan rencana pemerintah menerbitkan UU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan.
Adapun pengertian Pondok Pesantren merupakan subkultur atau lembaga berbasis masyarakat yang didirikan dengan tujuan untuk menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menyemaikan akhlak mulia, dan membentuk karakter pribadi yang senantiasa memegang teguh ajaran agama, merawat nilai luhur bangsa, dan memiliki orientasi menyelenggarakan pendidikan diniyah atau jenis pendidikan lain untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat dan terutama peserta didik dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama, menggerakkan dan menyiarkan dakwah Islam rahmatal lil alamin, serta sebagai lembaga pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat.
Keberadaan Pondok Pesantren yang juga memiliki nama lain seperti Dayah, Surau, Meunasah harus harus memenuhi paling sedikit 5 (lima) elemen persyaratan sebagai berikut:
  1. Kyai atau sebutan lain;
  2. Santri yang mukim di Pesantren;
  3. pondok atau asrama;
  4. masjid atau mushalla; dan
  5. kajian kitab kuning atau dirasah islamiyyah.

Kurikulum Pesantren

Pondok pesantren adalah sistem pendidikan Islam yang umumnya dikenal dan dikategorikan sebagai sistem tradisional. Namun, ada tendensi pesantren tertentu yang mengembangkan sistem mereka dari tradisional ke dalam bentuk pendidikan modern.

Dilihat dari perkembangannya, hingga saat ini, sistem pembelajaran di pondok pesantren memiliki beberapa karakteristik atau ciri khas, sebagai berikut:
  1. Pendidikan agama Islam yang dikelola secara tradisional maupun modern dan biasanya disebut dengan istilah "ngaji";
  2. Kurikulum yang diakui pemerintah (ada dua jenis yang berbeda untuk dipilih);
  3. pelatihan keterampilan kerja;
  4. pengembangan karakter.
Kurikulum pada pondok pesantren memungkinkan memiliki beberapa komponen dengan didasarkan pada jenis atau tipe pesantrennya untuk menentukan sistem pendidikannya: tradisional dan/atau modern.

Kurikulum Pesantren Salaf

Pada tipe pondok pesantren salaf, biasanya merupakan pendidikan non formal yang bersifat tradisional. Kurikulum pembelajaran di pesantren salaf hanya berkaitan dengan agama Islam dan menjadikan kitab-kitab klasik (seperti Kitab Kuning) sebagai referensi.

Kurikulum Pesantren tradisional cenderung menerapkan dan mempertahankan metode pengajaran yang konvensional namun unik, seperti: sorogan, bandongan, halaqah, serta mudhakarah. Materi bidang studinya dikategorikan dalam 3 golongan utama, yaitu:
  1. Kitab-kitab dasar,
  2. Kitab-kitab menengah, dan
  3. Kitab-kitab besar.
Penyelenggaraan pendidikan atau kurikulum pesantren pada tipe salaf sangat kuat dipengaruhi oleh pemikiran dari para ulama atau Kiyai.

Kurikulum Pesantren Modern

Sebagai bentuk respon terhadap modernitas, beberapa pihak penyelenggara pondok pesantren melakukan upaya desain ulang terhadap kurikuler atau kurikulum pembelajaran. Hal ini menjadi bagian dari upaya meminimalisir resiko buruk sekaligus sebagai tindakan antisipasi terhadap berpotensi bahaya dampak modernisasi pada moral.

Dimulai pada paruh kedua abad ke-20, beberapa pesantren mulai menambahkan kurikulum yang diakui negara berupa mata pelajaran sekuler (umum) ke dalam pembelajaran di pondok pesantren. Penambahan kurikulum ini telah mempengaruhi sistem pondok pesantren tradisional dan menyebabkan kontrol yang lebih besar oleh pemerintah nasional.

Di sisi lain, pesantren modern memiliki sistem pembelajaran yang dimodifikasi agar sesuai dengan kurikulum sekolah dengan menekankan objek studi Islam dan menggunakan metode pengajaran modern penuh. Pada umumnya jenis pesantren modern menambahkan dan menggunakan kurikulum dari pemerintah untuk mengajarkan ilmu pengetahuan umum.

Meski menggunakan kurikulum, metode pengajaran, dan manajemen kelembagaan modern, namun pondok pesantren tetap mempertahankan sistem nilai tradisional untuk kehidupan sehari-hari mereka di kampus.

Mata Pelajaran Di Pondok Pesantren

Sebagai institusi sosial, pesantren telah memainkan peran utama selama berabad-abad. Mereka menekankan nilai-nilai inti ketulusan, kesederhanaan, otonomi individu, solidaritas dan pengendalian diri. Pria dan wanita muda dipisahkan dari keluarga mereka, yang berkontribusi pada rasa komitmen individu terhadap iman dan ikatan erat dengan seorang guru.

Pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan Alquran, khususnya melalui studi bahasa Arab, tradisi eksegesis, Hadits, fiqih dan logika dengan meliputi bidang-bidang studi atau mata pelajaran sebagai berikut:
  • Tauhid,
  • Tafsir,
  • Hadits,
  • Fiqih,
  • Ushul Fiqh,
  • Tashawuf,
  • Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, Balagah, dan Tajwid),
  • Mantiq, dan
  • Akidah Akhlak.
Dua jenis sistem pendidikan, yaitu kurikulum pondok pesantren dan kurikulum nasional, dilaksanakan sepanjang hari. Siswa sekaligus santri di pondok pesantren memiliki hampir 20 jam kegiatan mulai dari doa pagi (jam 4) hingga tengah malam dan mengakhirinya dengan kelompok belajar di asrama. Pada siang hari, siswa mengikuti sekolah formal (yang wajib sampai sekolah menengah pada 2005), seperti siswa lain di luar pesantren. Sedangkan sore dan malam hari mereka harus menghadiri ritual keagamaan dan diikuti dengan studi agama serta studi kelompok untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka.

Meski pada setiap pesantren memiliki karakteristik dan kadar atau tingkat yang berbeda di masing-masing komponen ini, namun pada dasarnya pengembangan karakter dan moral Islam untuk santri merupakan ciri khas utama dari setiap pesantren.
Sri Kuncoro SP Allah Is My Power
Fb | Ig | WA | Youtube

2 Responses to "Pengertian Kurikulum dan Mata Pelajaran Pondok Pesantren"

Jika bermanfaat, silahkan berbagi dan berkomentar dengan baik...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel